Link, Martapura – Berada di sekitaran pusat kota, tidak menyamin fasilitas umum mendapatkan perhatian besar dari pemerintahan setempat. Bangunan Puskesman Pembantu (pustu) Kelurahan Murung Keraton, Martapura Kota salah satunya.
Bangunan layanan kesehatan Pustu di Kelurahan Murung Keraton, Kecamatan Martapura yang mestinya memberikan kenyamanan dan keselamatan untuk masyarakat malah tak mendapatkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar.
“Kondisi plafon bangunan yang nampak keropos. Kalau ibu hamil dan ibu menyusui membawa anaknya periksa kesehatan disana apakah tidak membahaykan keselamatan mereka?” ungkap Lurah Murung Keraton, Astamaji Faujan pada, Rabu (1/2/2023).
Kemudian tambahnya, teras Pustu juga sudah lapuk dan berlubang. Karena hanya dibangun masyarakat secara swadaya, dan ketebalan semennya juga kurang, sebab keterbatasan dana.
Padahal, papar Astamaji Faujan, saat ini Pemkab Banjar tengah getol-getolnya melakukan pencegahan resiko kematian ibu hamil dan bayi. Tak terkecuali penanganan stunting di Kabupaten Banjar.
“Berdasarkan informasi warga setempat, bangunan layanan kesehatan yang kabarnya akan dijadikan Pustu tersebut juga tidak dilengkapi fasilitas penunjang kesehatan lainnya. Yang ada hanya obat-obatan. Terus, bagaimana jika ada warga kurang mampu yang ingin melahirkan, kalau tidak di lengkapi fasilitas penunjang?” tegasnya.
Parahnya lagi, lanjut Astamaji Faujan, saat ia menyuarakan terkait kondisi bangunan layanan kesehatan tersebut dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) yang dilaksanakan di Aula Kecamatan Martapura, Jalan Sekumpul Ujung. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar malah tidak mengetahui.
“Mereka bilang tidak tahu terkait aset tersebut. Tapi aneh, mereka tetap bisa menaruh petugas kesehatan silih berganti. Kalau mereka tidak tahu, bagaimana bisa menempatkan bidan desa disana. Mestinya mereka tahu,” ucapnya.
Tak hanya itu, Astamaji Faujan juga menjelaskan alasan mengapa pihak kelurahan tidak dapat melakukan perbaikan.
“Setelah kita gali informasi, aset bangunan tersebut ternyata bukan milik masyarakat, karena lahannya sudah dibeli Pemkab Banjar. Karenanya, kami tidak bisa melakukan perbaikan menggunakan dana kelurahan,”
Karena itu, Astamaji Faujan berharap, jika nanti dilakukan penilaian Kabupaten Sehat yang menjadi program sesuai visi misi Bupati – Wakil Bupati Kabupaten Banjar. Wilayah Kelurahan Murung Keraton harus dilewatkan saja.
“Karena, selain permasalahan Kali Mati yang memunculkan aroma tak sedap, ada bangunan Pos Layanan Kesehatan yang tidak terurus, mulai dari fisik bangunan, fasilitas penunjang kesehatan, lampu, air, dan lain sebagainya,” pungkasnya.(zainuddin/BBAM)