Link, Martapura – Ketua DPRD Banjar HM Rofiqi terheran-heran dengan realita sejumlah proyek infrastruktur yang bermasalah. Seperti yang terjadi di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.
“Di sana ada proyek infrastruktur pembangunan jembatan. Tetapi hasilnya tidak sesuai dengan harapan. Bahkan ada yang sangat janggal. Dimana alokasi anggarannya besar tetapi hasilnya amburadul,” ujarnya kepada awak media, Jumat pekan tadi.
Nah, yang mengherankan ujarnya lebih jauh, pekerjaan itu yang meributkan pertama kali justru teman-teman media. Sedangkan instansi terkait dingin-dingin saja,” katanya.
Atau sebut dia, jangan-jangan pekerjaan jembatan itu utamanya yang di Hadil Baru Kecamatan Aluh-Aluh itu tidak selesai karena ada hantu yang mengganggu.
“Kalau yang mengganggu itu hantu atau mahluk halus lainnya, sebagai orang asli Kabupaten Banjar, maka ada budaya untuk mengusir jin, setan dan hantu, yakni dengan membaca Burdah di lokasi proyek,” katanya seraya tertawa santai.
Kalau itu diperlukan sebut dia, dirinya dan kawan – kawan akan membacakan burdah di area proyek pembangunan.
“Siapa tahu di area tersebut ada jin dan setan, sebab di zaman moderen ini jin dan setan itu makannya semen, batu serta besi, bahkan duit yang perlu diusir,” katanya.
Sedangkan, untuk jembatan di Aluh Aluh yang hanya berupa 2 pondasi itu, ungkap Rofiqi seperti berhala yang perlu audit Forensik, karena ia menduga terlalu mahal biayanya.
” Kalau jembatan di Kecamatan Aluh Aluh itu yang amblas ke sungai itu, bisa jadi karena perbuatan hantu banyu, karena itu perlu dibacakan juga burdah,” tegas politisi muda Partai Gerindra Kabupaten Banjar ini.
Hanya saja Ketua DPRD Kabupaten Banjar Muhammad Rofiqi tidak menjelaskan cara menangkap atau menghukum jin dan setan proyek di daerahnya. Misalnya, perlu pasal berapa dan siapa saja yang bisa menjerat para jin dan setan proyek, sebab tidak mungkin jeruk makan jeruk atau setan menjerat setan.
Seperti diberitakan sebelumnya, Keberadaan Jembatan Desa Hadil Baru, Kecamatan Aluh Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, ternyata sangat signifikan bagi warga di sana. Karena jembatan tersebut merupakan akses transportasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.
Kepada wartawan, Riduan, Kepala Desa Handil Baru Aluh Aluh mengungkapkan jembatan tersebut dibangun tahun 2022 lalu.
“Jembatan itu terakhir dikerjakan Desember 2021 lalu. Katanya pekerjaan akan dilanjutkan pada tahapan selanjutnya di Tahun 2022. Tetapi sampai saat ini tidak ada beritanya,” ujarnya, Sabtu, 21 Mei 2022.
Diungkapkannya, dari informasi yang didapat Kepala Desa Handil Besar setelah berkunjung ke Dinas PUPR Kabupaten Banjar, disebutkan jika kelanjutan pelaksanaan proyek pembangunan Jembatan Hadil Baru sedang berproses.
“Informasinya proyek jembatan ini sedang dalam proses lelang. Tetapi sampai sekarang kami tunggu-tunggu belum ada khabarnya,” ujarnya.(spy)