Bismillahirrahmanirrahim
Maka bersabarlah; Sesungguhnya janji Allah adalah benar, dan janganlah sekali-kali orang-orang yang tidak meyakini (kebenaran ayat-ayat Allah) itu menggelisahkan mu.
Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan
Kajian demi kajian ilmiah tentang sejatinya diri menjadi bahasan Ngaji Dialog di Beranda Lestari kediaman DR Mada Teruna sang Birokrat Spiritualis yang mengalir dengan nyaman. Seperti kajian tentang dibalik sikap sabar dan ketulusan yang nukilannya saya sampaikan di edisi kali ini.
Ayat Alqur’an pada alenia pembuka di atas memberi pesan kuat bahwa janji Allah termasuk pertolongan, rezeki, dan berkat akan datang pada waktunya. Kuncinya adalah sabar dan yakın. Meski pun orang lain mungkin meragukan atau tidak memahami perjalanan kita.
Ayat ini adalah pengingat lembut namun tegas, bahwa waktu Allah selalu tepat. Sering kali dalam perjalanan hidup kita tergesa-gesa menginginkan jawaban cepat atas do’a, rezeki yang datang tanpa tertunda, atau pengakuan dari mereka yang bahkan tak pernah benar-benar memahami kita. Namun ayat ini mengajarkan prinsip yang mendalam, yakni janji Allah tidak pernah meleset.
Bersabar bukan berarti diam tanpa gerak, ini adalah bentuk keteguhan berjalan terus meskipun jawaban belum datang. Kadang janji-Nya tampak tertunda, tetapi bukan karena Allah lupa. Justru karena ada sesuatu yang sedang dipersiapkan baik itu penguatan hati, pendewasaan jiwa, atau penyingkapan makna yang lebih dalam.
Dalam sebuah hadits HR.Sbukhari disebutkan:
“Ya Allah, tidak ada yang dapat menghalangi apa yang Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau halangi, Kekayaan atau kekuasaan tidak berguna di hadapan-Mu”
Dunia ini bergerak dalam irama yang tak bisa kau percepat atau perlambat, sekuat apa pun kau meninju dinding takdir, waktu tetap berjalan dengan caranya sendiri. Dingin, angkuh, dan tak peduli seberapa keras jeritan hati mu.
Kau bisa menginginkan sesuatu sepenuh hati, mengharapkannya siang dan malam. Tapi jika belum waktunya, itu akan menjadi fatamorgana, (terlihat dekat namun tak pernah bisa kau genggam), dan di situlah siksaan terbesar; menunggu tanpa kepastian.
Hal yang bergejolak, pikiran yang menari-nari di antara harapan dan keraguan, tapi perhatikan ini baik-baik. Apa yang memang ditakdirkan untuk mu tidak akan pernah meleset, bahkan jika seluruh dunia ber-sekongkol untuk merampasnya, ia akan tetap menemukan jalannya kepadamu.
Begitu pula apa yang bukan milik mu, sekuat apa pun kamu menggenggamnya ia akan meluncur pergi seperti pasir yang menolak untuk tetap berada di genggaman mu. Jadı, apakah kamu cukup kuat untuk menunggu? Karena kebenarannya menyakitkan, bahwa tidak ada yang benar-benar milik mu sampai waktu memutuskan untuk memberikannya.
Satu yang pasti, Janji Allah Selalu Tepat
AFWAN
WASSALAM