Link, Jakarta – Laga Auckland City kontra Boca Juniors pada pertandingan Grup C Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 di Stadion Geodis Park, Nashville, Rabu dini hari WIB. berakhir imbang dengan skor 1-1.
Hasil ini mengakhiri catatan kekalahan beruntun Auckland di turnamen tersebut, sekaligus memberi momen yang tak terlupakan bagi klub amatir asal Selandia Baru itu.
Boca Juniors datang ke laga ini dengan misi mustahil: Menang dengan selisih tujuh gol agar punya peluang lolos ke fase gugur.
Mereka langsung tampil agresif sejak awal laga. Namun dominasi itu tak langsung membuahkan hasil. Upaya Luis Advincula masih digagalkan Nathan Garrow yang membelokkan bola ke atas gawang.
Gol yang ditunggu akhirnya hadir lewat skema bola mati. Sundulan Lautaro Di Lollo membentur tiang, lalu mengenai tubuh Garrow dan masuk ke gawang, sebuah gol berbau keberuntungan yang tetap disambut lega oleh kubu Boca.
Meskipun terus menguasai pertandingan, Boca kesulitan menembus pertahanan Auckland City yang dikenal sebagai tim non-profesional. Bahkan keberuntungan tampaknya enggan memihak mereka, ketika dua peluang emas sebelum jeda hanya membentur mistar dan tiang gawang.
Carlos Palacios lebih dulu mengguncang gawang lewat tembakan melengkung dari luar kotak penalti yang membentur tiang. Beberapa menit berselang, sundulan Miguel Merentiel hanya menghantam mistar. Auckland nyaris tak berkutik sepanjang babak pertama, tapi semangat bertahan mereka layak diacungi jempol.
Boca terus menekan di babak kedua, namun hasil pertandingan sebenarnya sudah tak berpengaruh. Kemenangan Benfica atas Bayern Munchen di laga lain memastikan Boca tersingkir, apa pun hasil duel melawan Auckland.
Momen paling bersejarah bagi Auckland lahir dari sepak pojok sederhana. Jerson Esteban Lagos Giraldo mengirim bola ke kotak penalti dan Christian Gray—yang berprofesi sebagai guru sekolah—menanduk bola ke gawang untuk menyamakan skor. Sontak, para pemain dan staf Auckland bersorak penuh emosional di pinggir lapangan.
Pertandingan sempat dihentikan karena cuaca buruk, namun saat kembali dilanjutkan, Boca sebenarnya sempat mencetak gol lewat Merentiel. Sayangnya, gol dianulir karena pelanggaran handball oleh Kevin Zenon dalam proses build-up.
Kiper Auckland, Nathan Garrow, kembali tampil cemerlang di menit-menit akhir, melakukan beberapa penyelamatan penting untuk menjaga hasil imbang ini. Bagi Auckland City, ini adalah hasil bersejarah yang akan mereka kenang seumur hidup.
Sebaliknya, Boca Juniors pulang dari Amerika Serikat dengan tangan hampa. Mereka gagal lolos dari fase grup dan memperpanjang rekor buruk menjadi tujuh pertandingan tanpa kemenangan di Piala Dunia Antarklub.
Dengan status mereka sebagai raksasa Amerika Selatan, hasil ini jelas mengecewakan. Tapi bagi Auckland, satu poin ini terasa seperti trofi, menjadi simbol bahwa dalam sepak bola, siapa pun bisa menciptakan momen keajaiban.