Link, Martapura – Banyaknya keluhan di dunia pendidikan belakangan ini mendapat kritik tajam berbagai kalangan. Salah satunya Gt Abdurahman yang juga salah satu Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar.
Gt Abdurahman mengaku sedih menyaksikan dunia pendidikan, seperti gedung SDN 2 Sungai Kitano yang seolah tidak mendapat perhatian serius dari Pemkab Banjar. Sebaliknya, beberapa fasilitas umum yang tidak begitu penting justru mendapatkan perhatian lebih.
“Saya dan kawan-kawan Komisi IV DPRD Banjar akan menindaklanjuti masalah ketimpangan ini. Diantaranya meminta klarifikasi kepada Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar untuk meminta penjelasan terkait kondisi SDN 2 Sungai Kitano, Martapura Barat,” ujar Gt Abdurahman kepada sejumlah pewarta usai Rapat Paripurna DPRD Banjar, Kamis 15 Desember 2022.
Antung Aman—demikian politisi senior Partai Golkar ini akrab disapa—menuding Pemkab Banjar lebih memprioritaskan penggunaan anggaran di sektor lain yang sifatnya tidak urgen.
“Silahkan nilai sendiri, penting mana merehab gedung sekolahan seperti Gedung SDN 2 Sungai Kitano yang kondisi konstruksi bangunnya sebagian sudah lapuk dibanding merhab Gedung Dekranasda yang notabene kondisinya masih sangat layak pakai,” katanya.
Untuk itu Antung Aman menghimbau kepada rekan-rekannya yang berwenang dalam menyusun penggunaan anggaran pembangunan untuk benar-benar jeli. Utamanya di sektor pendidikan yang hingga kini masih menjadi prioritas utama pembangunan.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kabupaten Banjar HM Rofiqi mendadak berkunjung ke SDN 2 Sungai Kitano atas undangan sejumlah tokoh masyarakat setempat. Sesampainya di sana politisi muda ini pun dibawa untuk melihat kondisi sekolahan tersebut.
“Saya kemarin dapat keluhan dari warga yang mengabarkan kondisi SDN 2 Sungai Kitano sudah sangat memprihatinkan. Benar saja, dengan kondisi sebagian konstruksi bangunan yang sudah lapuk ini jelas aktivitas belajar mengajar di sini sudah membahayakan bagi keselamatan 90 siswa yang ada,” ungkap Ketua DPRD Banjar HM Rofiqi di salah satu ruangan kelas , Kamis, 12 Desember 2022.
Apa yang disampaikan Rofiqi tidaklah berlebihan. Mengingat kondisi bangunan yang terbuat dari kayu papan itu terlihat sudah lapuk. Bahkan sudah ada yang patah sehingga lantai sekolah terlihat berlubang.
“Tadi diinformasi jika kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak 2 tahun terakhir. Kurang lebih setelah banjir besar melanda wilayah Kabupaten Banjar beberapa waktu lalu,” sebutnya. (spy)