Link, Banjarbaru – Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kota Banjarbaru Edi Sampana menyebutkan, pengidap HIV di Banjarbaru masih banyak. Diestimasi di Banjarbaru terdapat sekitar 1000 pasien HIV/AIDS, tapi yang berhasil dideteksi sekitar 400 pasien.
“Jadi masih 600 pasien yg belum dideteksi,” tuturnya, Selasa (14/6/2022).
Karena itu kata Edi, Dinas Kesehatan (Dinkes) harus aktif melakukan skrining atau tes cepat pada populasi risiko tinggi, untuk mendeteksi sedini mungkin.
“Semakin dini dideteksi, semakin baik prognosis,” ucapnya.
Selain pada orang yg kelihatan sehat, skrining ini juga dilakukan di pelayanan statis puskesmas dan rumah sakit (RS) pada orang yang sakit bergejala dicurigai penyakit menular dari hubungan seks ini.
“Skrining pada orang yang kelihatan sehat kebanyakan dilakukan di luar pelayanan statis, misalnya di lapas,tempat hiburan (karaoke, bilyar, hotel), dan rumah singgah dinas sosial,” tuturnya.
Edi menyampaikan, untuk mencapai eliminasi HIV pada tahun 2030, harus dilakukan deteksi dini, sehingga yg 600 tadi segera ditemukan, dikonseling, dan diobati. Sehingga mereka tidak akan menulari orang lain
“Untuk mencapai eliminasi HIV pada tahun 2030 juga harus disosialisasikan fungsi kondom untuk mencegah IMS. Jadi kalau kondom tidak dipakai, maka yg 600 tadi secara tidak sengaja akan menulari orang lain. Sehingga orang yang tertular akan bertambah terus, akibatnya kita akan gagal mencapai eliminasi HIV pada tahun 2030,” pungkasnya. (Ita/BBAM)