Link, Martapura – Koni dan Udin, keduanya warga Desa Sungai Kitano, Martapura Timur nyetrum ikan tapi malah ketangkap Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kabupaten Banjar.
Koni dan Udin, warga Desa Sungai Kitanu, Martapura Timur harus berurusan dengan Satpol-PP. Soalnya kedua lelaki paruh baya ini kedapatan Satpol-PP saat pergi nyetrum ikan.
“Jelang subuh, anggota saya telah mengamankan dua warga Sungai Kitano. Keduanya ditangkap karena tengah beraktivitas menangkap ikan secara olegal. Yakni dengan cara menggunakan alat setrum,” ujar Kasatpol-PP melalui Kabid Terantibum Yusi Nihe didamping Kasi Tibum Baihaki, kepada pewarta.
Bersama kedua pelaku jelasnya, Satpol-PP juga mengamankan dua unit perangkat setrum dan satu unit kendaraan roda dua.
Tindakan penangkapan tersebut jelas Yusi, didasarkan dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 7/2005 tentang Perlindungan dan Pengawasan Sumberdaya Air.
“Perda ini merupakan regulasi sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kepunahan populasi ikan yang diburu secara masal hingga kebibitnya. Didalamnya ada sanksi ancaman pidana 3 bulan penjara dan denda sebesar Rp25 Juta,” jelasnya.
Pun demikian, ujar Yusi, para pelaku hanya diberikan sanksi berupa pembinaan saja.
“Tertangkap sekali kita bina namun alat setrumnya disita. Tetapi jika nantinya kedapatan menyetrum kembali, meraka pasti akan diproses hingga dipersidangan,” tegasnya.
Pembinaan yang dimaksud antara lain memberikan pemahaman tetang adanya perda yang melarang aktivitas ilegal pishing.
Lebih jauh Baihaki menambahkan, anggota setiap malam melakukan operasi peneggakan Perda Kabupaten Banjar.
“Regu Unit Reaksi Cepat kami rutin berkeliling kota. Sampai saat ini, sejumlah kegiatan yang meresahkan menjadi target utama,” tambahnya.
Dalam dua bulan terakhir ungkapnya, Satpol-PP Banjar sudah mengamankan puluhan warga yang kedapatan melanggar Perda.
“Protitusi online, kenakalan remaja, miras sampai aktivitas penyetruman ikan berhasil diamankan,” katanya.(spy)
