Link, MARTAPURA- Derasnya air bah yang melanda Sungai Riam Kiwa benar-benar membuat khawatir masyarakat yang berhuni di pinggiran sungai. Ditambah tumpukan berbagai material kembali menghantam badan jembatan yang membentang di atas aliran Sungai Riam Kiwa di wilayah Kecamatan Astambul.
Material yang sebagian besar membawa dahan pohon bambu dan dahan kayu besar tersebut menghantam badan Jembatan di Desa Pingaran Ilir, Kecamatan Astambul. Akibatnya kontruksi Jembatan Kayu Ulin condong ke arah hilir Sungai Martapura.
Kondisi tersebut pun tentunya menimbulkan kekhawatiran warga sekitar, seperti yang dirasakan Masfiah, warga RT07, Desa Pingaran Ilir, karena takut kontruksi jembatan ulin yang menghubungkan RT03 dan RT07 tersebut tak kuat menahan banyaknya tumpukan meterial yang tersangkut di badan jembatan.
“Kondisi jembatan sudah miring sebelumnya dan nampak lapuk, tentunya saya juga takut kalau jembatan ini ambruk. Apalagi jembatan sebagai akses satu-satunya yang kerap dilintasi anak-anak yang bersekolah di RT seberang,” ujarnya ketika ditanya Linkalimantan.com serta salah satu awak media lainnya, Rabu (12/1/2022).
Diwaktu berbeda, Kepala Desa Pingaran Ilir, Ahmad Zaini menjelaskan, setelah mendapat informasi banyak tumpukan meterial menghantam jembatan, dia pun langsung menginstruksikan agar jembatan kayu ulin tersebut ditutup sementara. Tujuannya waktu agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
“Sebenarnya sejak awal banjir kemarin sudah banyak tumpukan meterial yang menghantam jembatan. Tadi malam tumpukan semakin banyak, sehingga ditutup sementara waktu. Karena saat malam hari sangat berbahaya. Setelah siangnya baru kami buka kembali dengan membatasi barang bawaan roda dua,” ucapnya.
Ditanya apakah jembatan kayu ulin pernah diajukan untuk dilakukan perbaikan?
Ahmad Zaini pun mengaku sudah mengusulkannya sejak 2016 lalu ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar. “Tapi kapan realisasinya kami tidak tahu pasti. Tapi, sekitar sebulan lalu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Banjar sudah meninjau langsung ke lokasi, dan kabarnya akan dibangunkan jembatan gantung tak jauh dari lokasi jembatan ulin,” bebernya.
Dengan kondisi jembatan yang sangat memprihatikan ini, Ahmad Zaini pun berharap pembangunan jembatan di RT03 yang menghubungkan RT07 tersebut dapat segera terealisasi.
“Kalau saja di 2015 tidak dilakukan rehab sementara dengan memasang rangka besi baja pada bagian dasar jembatan kayu ulin, kemungkinan sudah roboh saat ditabrak tumpukan meterial sebanyak ini. Pembersihan tumpukan meterial ini pun kemungkinan tidak akan selesai satu hari,” katanya.
Perihal tersebut pun diakui Idim selaku koordinator lapangan dari Bidang Sumber Daya Air (SDA) PUPR Kabupaten Banjar, yang melakukan pembersihan tumpukan meterial yang menyangkut pada badan jembatan.
“Kemungkinan tidak selesai dalam satu hari. Pembersihan tumpukan meterial ini kami lakukan sejak pukul 08.00 Wita pagi, dengan menerjunkan 15 orang petugas dengan perlengkapannya,” tuturnya.
Ditempat berbeda, Ahmad Fauzi selaku Camat Astambul pun bersyukur, Pemkab Banjar melalui dinas terkait sudah memberikan tanggapan dan telah melakukan peninjauan.
“Mudah-mudahan rencana pembangunan jembatan baru di desa tersebut dapat segera terealisasi. Karena akses tersebut juga kerap dilintasi anak-anak sekolah,” pungkasnya.(zainuddin/linkalimantan.com)