Kamis, Maret 20, 2025
BerandaHeadlineKonflik Kenapa Sering Terjadi di Serambi Makkah (4-Habis)

Konflik Kenapa Sering Terjadi di Serambi Makkah (4-Habis)

Bismillahirrahmannirahim

“Saya ingin menjadi bagian dari mereka yang termotivitas keinginan memberikan yang terbaik untuk membangun Negeri Serambi Makkah”

SAPARIYANSYAH, BUDAYAWAN SPIRITUAL

Mencari yang Hilang, Memelihara yang Terlupakan

Untuk menjadi orang jelas tidak mudah. Apalagi kita hidup di zaman sekarang yang dipenuhi konflik dan fitnah seperti hal biasa yang tersaji di tengah-tengah roda kehidupan termasuk di Negeri Serambi Makkah. Terlebih sekarang kita memasuki siklus pesta demokrasi limatahunan.

Jauh sebelum tulisan ini, saya telah menuliskan jika Pemilu sebagai ajang pembuktian dan pertaruhan iman. Kali ini saya akan sedikit mengajak pembaca untuk kembali merenung bagaimana kita bisa membuktikan dan bertaruh sejauh mana keimanan kita dalam menghadapi trik dan intrik seluruh komponen yang terlibat didalamnya.

Kalimat kutipan sebagai pembuka tulisan ini saya dapatkan dalam beberapa perjumpaan dengan sejumlah politisi yang ada di Kota Serambi Makkah. Kalimat indah ini bagi saya memberikan energi luar biasa dalam menghadapi hiruk pikuk dunia politik saat ini.

Iya, karena ketika ketia bisa menjadi bagian dari mereka yang termotiviasi berbuat baik untuk membangun negeri, keyakinan saya tidak akan terseret dengan hal-hal yang menjauhkan dari  Allah dan Rasulullah.

Pendeknya, dengan memiliki motivasi keinginan memberikan yang terbaik pasti kita tidak akan terbawa dengan arus yang tidak sesuai dengan ajaran, bimbingan dan arahan para guru, ulama dan para sholehun pendiri negeri ini.

Sebaliknya tanpa memiliki motiviasi keinginan memberikan yang terbaik untuk negeri yakinlah pasti golongan yang seperti ini akan terseret dalam praktik-praktik yang seakan benar padahal itu menjauhkan diri dari tuhannya. Minimal dari para leluhur pendiri negeri ini.

“Ketahuilah wahai Safar, orang baik itu sendiri, orang berbuat baik itu sendiri” begitulah kalimat indah ini kerap saya terima. Orang baik itu pasti akan memberikan yang terbaik dan ini tidak semua orang bisa melakukannya.

Sedangkan berbuat baik, tak pandang tingkah lakunya siapa saja bisa melakukannya. Kasarnya, seorang kafir sekali pun mudah untuk melakukannya. Tetapi soal ketenangan? Apakah mereka juga mendapatkannya?

Karena ketenangan itu berkaitan dengan lapang dada, para sholehun di Negeri Serambi Makkah ini tidak bosan-bosannya mengingatkan untuk selalu mengingat Allah dengan Dzikrullah.

Diantaranya yang seringkali kita dengar seruan  untuk selalu mengingat Allah bisa dengan lisan  “SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WA LA ILAHA ILLALLAH…

Selain dengan lisan, para guru juga seringkali memberikan ilmu untuk mengingat Allah dengan hati. Diantaranya selalu mengingat nikimat Allah, mengingat perberian Allah. Kemudian jangan ketinggalan juga mengingat janji Allah dan mengingat sangsi – sangsi yang Allah berikan.

Selagi kita selalu mengingat Allah, kita bisa mengerem kesempitan dan kesedihan tadi. Alquran Menjanjikan “ALA BIDZIKRILLAH TATHMAINNAL QULUUB”. (***)

AFWAN, WASSALAM

BERITA TERKAIT
spot_img
- Advertisment -spot_img

BERITA POPULER