Link, Banjarbaru- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel, yang telah tergabung dalam satgas karhutla dari 2019. Kali ini, menerjukan 42 personelnya untuk melakukan pembasahan dan penggunaan infrastruktur dalam pengaturan pola air.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalsel, H. Ahmad Solhan melalui Kepala Seksi Irigasi dan Air Baku, Herry Ade Permana mengatakan, Dinas PUPR Kalsel dalam satgas karhutla dimulai sejak tahun 2019 hingga sekarang, proses pembasahan dilakukan di daerah Guntung Damar atau bandara menurunkan personil dan peralatan dalam proses pembasahan lahan.
”Jadi dalam pembasahan lahan ini, kami konsepnya menyiapkan infrastruktur dan pola pengaturan air untuk pembasahan itu sendiri,” kata Herry di Banjarbaru, Rabu (2/10/2024).
Ia menjelaskan, pihaknya memulai konsep pengaturannya dengan pengambilan air dari BRK 9 yaitu bangunan diujung primer irigasi riam kanan, kemudian membuka pintu atau saluran udit yang telah dibangun ditahun 2020 dimana bangunan tersebut sebagai sarana infrastruktur untuk karhutla.
”Jadi melalui pintu BRK 9 dengan pola pembagian air kemudian buka tutup pintu yang ada di golf, bendung sawitan kita operasikan sedemikian untuk menjaga kualitas muka air tanah. Dengan menjaga kualitas muka air tanah ini dengan pemberian air dari BRK 9 riam kanan harapannya muka air tanah akan selalu basahan didaerah kebakaran,” ucapnya.
Ia menuturkan, keberadaan infrastruktur tersebut mendukung para pesonil dalam menurunkan gangguan akibat karhutla di sekitar Guntung Damar dan Bandara.
”Bandara kita akan aman tidak ada lagi landing dan takeoff di bandara terganggu akibat asap dan Alhamdulilah sudah kita laksanakan di 2023,” ujarnya.
Untuk tahun 2024 ini, ia memperkiran terjadi kemarau basah dan kemarau puncak juga pendek. Namun tim personil satgas tetap berjaga-jaga di daerah golf dan hutan lindung liang anggang bersama-sama BPBD provinsi dan BPBD Kabupaten Banjar dan BPBD kota Banjarbaru.
”Kami menurunkan personil sekitar 42 orang kemudian dua mobil pick up, dua pompa dan satu pompa apung dan pompa dompeng dengan diameter 6 inc dengan peralatan personil. Kami juga membantu anggaran untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur,” imbuhnya.
Ia mengungkapkan, pihaknya mempunyai kewajiban membangun bendung atau pintu pengatur tujuannya adalah untuk menjaga kualitas permukaan air tanah dan tahun ini ada tiga pembangunan infrastruktur pendukung penanganan karhutla.
”Satu dalam bentuk kajian bagaimana pola operasi dan pola pembasahan yang ada di ring 1 bandara baik itu utara bandara, Selatan bandara, barat bandara. Jadi kami ada satu kajian tentang karhutla sebesar Rp600 juta sudah kontrak dan mendekati tahapan akhir, kemudian peningkatan di bendung sawitan itu kami tingkatkan untuk timbunan tanggulnya serta membangun infrastruktur sebesar Rp1 miliar yang ada di ujung jalan makmur yaitu untuk membantu hutan lindung,” ungkapnya.
Ia berharap, dengan adanya pembangunan infrastruktur dalam penanganan karhutla di Kalsel, pada saat kemarau itu tidak terjadi drainase berlebihan di hutan lindung dan
”Nantinya akan kita bangun pintu-pintu pengatur untuk melindungi hutan lindung dan proses saat ini masih dalam tahap lelang untuk dua konsep tadi kemudian untuk tahun berikutnya akan kami coba bantu kembali untuk membangun bendung berikutnya,” pungkasnya. (tri)