Link, Banjarbaru– Sanksi yang diterima Tim Persebaru Banjarbaru U-17 dalam ajang kompetisi babak penyisihan grup A Piala Soeratin U-17 2021 zona Kalimantan Selatan, membuat Ketua Umum Persebaru Banjarbaru, Wartono bingar atas sanksi tersebut.
Untuk itu, Wartono mengundang awak media dalam konferensi pers terkait permasalahan yang saat ini dihadapi oleh Klub Persebaru Banjarbaru.
“Saat Persebaru ingin mengikuti laga Soeratin Cup U-17, dengan kondisi yang sangat agak mepet kami hanya mendapatkan 14 pemain saja. Sedangkan persyaratan dari Asprov PSSI Kalsel minimal pemain berjumlah 20 hingga 30,” ungkapnya.
Wartono mengungkap lebih mendalam, Persebaru yang dulunya melegenda ini beberapa tahun sudah tidak aktif. Untuk itu, kami mencoba menghidupkan kembali dengan cara menarik pemain Persebaru terdahulu, namun terkendala para pemain sudah banyak pindah ke klub lain.
Kemudian akhirnya diputuskan untuk mendatangkan pemain dengan cara meminjam dari luar daerah. Peminjaman ini disertakan dengan bukti transfer pemain sudah terpenuhi, bahkan Persebaru telah melengkapi seluruh persyaratan pemain dengan melakukan pengisian di aplikasi SIAP yang direkomendasikan oleh Asprov PSSI Kalsel.
“Akhirnya rapat dengan manajemen Persebaru diputuskan untuk mengambil pemain dari luar. Yang diharapakan pemain-pemain yang terbaik, akhirnya kami mendapatkan pemain terbaik dari daerah Jawa Barat,” tuturnya.
Dengan dipenuhinya persayaratan sesuai dengan sudah ditentukan, akhirnya Persebaru dapat bermain di kompetisi Soeratin U-17 2021, dan memenangkan seluruh pertandingan di grup A dengan skor menang telak, hasil dari berguru dengan pelatih Rocky Putiray saat bertandang di Banjarbaru.
Di momen inilah Persebaru mendapat hal yang tidak mengenakkan, sebab, dari pihak Komisi telah memberikan sanksi disiplin tidak diperbolehkan bermain dilaga serupa ditahun mendatang, dan denda Rp30 juta setiap pemain, dikarenakan dianggap para pemain Persebaru tidak sah.
“Sanksi yang kami terima inilah yang membuang kita binggung. Padahal seluruh pemain Persebaru sudah kami masukan kedalam aplikasi SIAP, dan terverifikasi oleh Asprov Kalsel,” kesalnya.
Disisi lain, Kuasa Hukum Persebaru, Dhieno Yudhistira meminta Asprov PSSI Kalsel untuk menghentikan sementara pertandingan semi final Kompetisi Soeratin U-17 2021, sehingga permasalahan Persebaru dengan Asprov PSSI Kasel ini bisa diselesaikan.
“Hari ini akan kita kirimkan isomasi kepada pihak Asprov. Isomasi ini harapan kita agar terjalin komunikasi antara Asprov dengan Persebaru. Karena selama ini tidak pernah ada komunikasi apa pun,” tegasnya. Dhieno Yudhistira menambahkan, apabila isomasi ini tidak dijawab oleh pihak Asprov PSSI Kasel, maka Persebaru akan menempuh jalur hukum dipengadilan setempat. (diba/BBAM)