Link, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto memberi kabar penting bagi dunia pendidikan Islam dan pesantren di Indonesia. Dalam momentum Hari Santri Nasional 2025, Presiden menyetujui pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren (Ditjen Pesantren) di bawah Kementerian Agama (Kemenag).
Pengumuman itu disampaikan melalui video Presiden yang ditayangkan dalam acara Malam Bakti Santri untuk Negeri yang digelar oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jumat malam (24/10/2025). “Pada kesempatan ini pula saya menyampaikan bahwa saya telah merestui dibentuknya Direktorat Jenderal Pesantren,” ujar Presiden Prabowo Subianto dalam pernyataannya.
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa pembentukan Ditjen Pesantren merupakan langkah strategis pemerintah untuk memperkuat ekosistem pesantren sebagai bagian penting dari pembangunan nasional. “Ini merupakan langkah strategis pemerintah untuk semakin memperhatikan, melindungi, memperkuat, dan meningkatkan kesejahteraan pesantren,” tegas Kepala Negara.
Kebijakan ini sekaligus menegaskan komitmen pemerintah dalam memberikan ruang lebih besar bagi lembaga pendidikan berbasis keagamaan untuk berkembang secara profesional dan berdaya saing.
Ditjen Pesantren nantinya akan mengelola tata kelola kelembagaan, kurikulum, dan pemberdayaan ekonomi pesantren, serta memperluas akses santri terhadap pendidikan tinggi, teknologi, dan kewirausahaan.
Presiden Prabowo juga mengajak para santri untuk meneladani semangat Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang digelorakan oleh KH Hasyim Asy’ari, sebagai tonggak perlawanan terhadap penjajahan sekaligus fondasi perjuangan kemerdekaan. “Kita tidak boleh lupa Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 yang digelorakan KH Hasyim Asy’ari adalah tonggak penting dalam sejarah bangsa perjalanan menuju Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan bermartabat,” tutur Prabowo.
Ia menambahkan, semangat Hari Santri harus menjadi momentum untuk memperkuat tekad bangsa dalam menciptakan peradaban dunia yang berkeadilan, berakhlak, dan bermartabat.
Acara Malam Bakti Santri untuk Negeri di TMII dihadiri langsung oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar, pejabat Kemenag, tokoh pesantren, dan ribuan santri dari berbagai daerah. Kegiatan ini menampilkan pementasan budaya, pembacaan shalawat, doa untuk bangsa, dan penampilan seni pesantren, yang menjadi simbol persatuan dan kontribusi santri bagi Indonesia.
Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam sambutannya menyebut bahwa Hari Santri bukan sekadar peringatan sejarah, tetapi pengingat peran santri sebagai pilar moral bangsa. “Santri bukan hanya penjaga nilai-nilai agama, tetapi juga motor penggerak perubahan sosial dan kemajuan bangsa,” ujarnya.
Dengan adanya Ditjen Pesantren, pemerintah berharap pesantren menjadi pusat pengembangan SDM unggul dan berdaya saing global. Melalui visi “Santri Mandiri, Indonesia Maju”, program ini diharapkan memperkuat kontribusi pesantren dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan inovasi.
Kemenag menyebut bahwa pembentukan Ditjen Pesantren akan segera diikuti dengan penataan kelembagaan, peraturan teknis, serta alokasi anggaran yang memadai dalam APBN 2026. “Dengan semangat Hari Santri, kita teguhkan kembali tekad untuk mengawal kemerdekaan Indonesia, menuju peradaban dunia yang berkeadilan, berakhlak, dan bermartabat,” tutup Presiden Prabowo dalam pesannya.

