Bismillahirrahmanirrahim
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: ‘sesungguhnya Aku akan mengerjakan ini besok pagi’. Kecuali (dengan menyebut): ‘InsyaAllah, dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah ‘mudah-mudahan Tuhanmu akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini.” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 23-24)
Safariyansyah, Budayawan Spiritual
Mencari yang Hilang Memelihara yang Terlupakan
Untuk kali pertama bangsa kita melaksanakan pemilihan kepala daerah secara serentak. Pertarungan politik antar pasangan kandidat kepala daerah yang disokong partai politik pengusung kembali tersaji. Pun dengan berbagai Psychological Warfare atau perang psikologis (psywar) dengan mengandalkan kekuatan sebagai mahluk tak kalah mentereng. Mereka lupa jika ada Allah yang telah menciptakan semua makhluk dan yang mengatur semua kehidupan yang ada di muka bumi dan juga di langit.
Begitulah adanya. Dimana realita dalam kebanyakan praktiknya, dalam setiap masa pemilihan kepala daerah kalimat-kalimat mengajak seseorang untuk mengambil peran dengan iming-iming materi sesaat dari masa ke masa semakin dominan. Jangan msyarakat tak mampu, para leader muslim yang jelas-jelas memiliki katalog pun tidak sedikit yang turut terseret pada kepentingan materi sesaat itu.
Sudah begitu tak jarang kalimat-kalimat bernada pasti akan menang, pasti mereka kalah dan banyak kalimat-kalimat berkonotasi “pasti” keluar dari mulut para pelaku dan penonton teater politik itu sendiri. Namun jangan juga semua diadili demikian, karena ada juga yang masih bersahaja menggunakan kalimat suci InsyaAllah.
Secara awam, banyak hal yang menyimpang telah terjadi di masyarakat luas dalam menggunakan kalimat InsyaAllah. Ironisnya, kalimat ini sering diselewengkan sebagai alasan untuk menunda pekerjaan, atau bahkan untuk keengganan dalam mengerjakan sesuatu yang telah dijanjikan, seperti janji politik dan sebagainya.
Banyak lagi pengertian yang menyimpang dari kalimat Insya Allah. Baik dalam tatanan kehidupan sosial bahkan dalam dunia politik sebagaimana yang tersaji saat ini. Kita semua seakan dengan gampangnya menyepelekan kalimat suci ini. Ingat “pasti” itu hanya milik Allah!!
AFWAN
WASSALAM