Rabu, Mei 15, 2024

Wadai Cincin Jajanan Khas Kalimantan

Linkalimantan.com-Wadai  Cincin jajanan khas Kalimantan yang satu ini merupakan salah satu jajaran yang banyak peminatnya. Murah harganya, membuatnya pun tidak terlalu ribet.

Salah satu kue tradisional yang memiliki cita rasa manis adalah kue cincin. Panganan satu ini jelas sudah tak asing lagi bagi lidah urang Banjar, di Kalsel, khususnya di Kota Banjarbaru.

Bentuknya memang seperti cincin. Namun wadai yang dijual di pasar atau warung-warung Banjarbaru dan sekitarnya adalah jenis wadai cincin mata empat.

Yaitu wadai dengan warna cokelat agak gelap dengan diameter sekitar 5 cm dan di bagian tengahnya terdapat empat lubang, sehingga disebut dengan wadai cincin mata empat.

Selain bentuknya yang unik, kue ini juga memiliki rasa yang enak dan lezat, cocok untuk dinikmati di saat santai bersama dengan segelas kopi atau teh hangat.

Salah satu pembuat Wadai Cincin, Samsiah (75) mengatakan, cara membuat wadai ini sangat mudah dan bahan-bahannya pun sedikit.

“Tepung beras, gula aren dan secukupnya garam. Tepungnya kami giling sendiri dan gula dibeli dari pembuat gulanya langsung di desa Ulukambat,” ucapnya.

Baca Juga  Penjelasan Seberapa Lama Daging Kurban Bisa Disimpan di Feezer

Kata Samsiah, wadai olahannya ini berbeda dengan wadai cincin diluaran karena membuatnya dengan takaran dan menggunakan gula aren asli.

“Biasanya kalau satu liter tepung beras campurannya 500 gr gula aren,” ucapnya.

Ia menyampaikan, sudah membuat wadai cincin kurang lebih enam tahun dan dalam sehari dirinya bisa membuat 100 hingga 400 kue cincin.

“Kurang lebih enam tahun, resepnya belajar sendiri,” tuturnya sambil menggoreng, Kamis (4/8/2022).

Setiap harinya tukang sayur keliling mengambil wadai miliknya 70 hingga 100 biji. “Sudah ada langganan, dijual ke tukang sayur dan warung mulai dari waktu subuh,” ujar Samsiah.

Adapun, harga yang dijual Samsiah alami kenaikan dari sebelum Covid-19 Rp800 sekarang menjadi Rp1000 per biji karena bahan bakunya naik.

“Selain harga, pelanggan pun berkurang sejak Covid-19 yang dulunya ada enam tukang sayur sekarang tinggal tiga yang rutin ngambil pesanan,” tuturnya.

Samsiah mengaku, sengaja membuat wadai ini untuk melastarikan wadai khas banjar yang unik ini. (juwita/BBAM)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

TERPOPULER