Bismillahirrahmanirrahim
Orang yang bijaksana tahu betapa pentingnya mendengarkan dan betapa berharganya waktu, mereka tidak membuang buangnya untuk hal-hal yang tidak penting. Bagi mereka waktu adalah aset yang tidak bisa dibeli, jadi mereka menjaganya seperti harta karun.
Safariyansyah, Budayawan Spiritualis
Mencari yang Hilang Memalihara yang Terlupakan
Nukilan materi Ngaji Dialog di Beranda Lestari kediaman seorang Birokrat Spiritualis DR Mada Teruna kali ini saya kembali melanjutkan ke bahasan membongkar jati diri yang telah rilis beberapa waktu lalu.
Orang bijak mengerti dan paham apa itu kekuatan. Mendengarkan mereka, tidak hanya mendengar kata. Tapi juga memahami maksud dibaliknya. Mereka mendengarkan untuk belajar, untuk memahami, untuk menemukan solusi.
Mereka tahu, mengerti dan paham bahwa mendengarkan adalah langkah pertama menuju kebijaksanaan. Sebaliknya orang bodoh di sisi lain tidak pernah benar-benar mendengarkan, mereka hanya menunggu giliran untuk berbicara, mereka tidak peduli dengan apa yang dikatakan orang lain, karena mereka terlalu sibuk memikirkan apa yang akan mereka katakan selanjutnya. Mereka mendengar tapi tidak pernah mendengarkan.
Sungguh orang bijak belajar dari apa yang mereka dengar. Sementara orang bodoh hanya mendengar apa yang ingin mereka dengar. Orang bijak diam untuk memahami, sementara orang bodoh diam hanya untuk mengambil nafas sebelum melanjutkan ocehan mereka
Dari pemahaman ini, kita tentu bisa mengetahui apakah termasuk sebagai orang bijak atau bodoh. Perhatikan cara mendengarkan. Apakah benar-benar memahami, atau hanya menunggu giliran untuk berbicara? Tentu saja jawabannya ada di diri masing-masing.
Tak kalah penting, ciri-ciri orang bijak lainnya, mereka menghormati waktu. Sebaliknya orang bodoh lebih menghabiskannya.
Orang bijak tahu betapa berharganya waktu, mereka tidak membuang buangnya untuk hal-hal yang tidak penting, (mereka adalah tipe orang yang selalu memanfaatkan setiap detik untuk belajar, bekerja, atau memperbaik diri).
Bagi mereka waktu adalah aset yang tidak bisa dibeli, jadi mereka menjaganya seperti harta karun. Orang bodoh di sisi lain hidup seolah-olah mereka punya waktu tak terbatas. Mereka sibuk dengan hal-hal sepele, menghabiskan berjam-jam untuk hal yang tidak membawa manfaat apapun, (mereka adalah tepe orang yang bangun terlambat, menunda pekerjaan, dan menghabiskan waktu untuk mengeluh tanpa berbuat apa-apa). Yang paling menyedihkan kan orang bodoh seringkali iri pada keberhasilan orang bijak.
Orang bijak membangun kesuksesan mereka satu detik pada pada Satu waktu. Sementara orang bodoh menghancurkan hidup mereka satu detik pada satu waktu.
Hidup ini singkat dan hanya orang bijak yang benar-benar memahaminya. Mereka tidak pernah menunda untuk melakukan hal yang penting. Karena mereka tahu bahwa waktu yang hilang tidak akan pernah kembali.
AFWAN
WASALAM