Sabtu, Oktober 4, 2025
BerandaHeadlineMuktamar X PPP, Dua Kubu Saling Klaim Ketum Secara Aklamasi

Muktamar X PPP, Dua Kubu Saling Klaim Ketum Secara Aklamasi

Link, Jakarta – Sejarah dualisme kepemimpinan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terulang kembali. Mardiono dan Agus Suparmanto, dua calon ketua umum PPP saling klaim sebagai ketua umum terpilih meski secara aklamasi pada Muktamar X PPP.

Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara mulanya mengumumkan Mardiono sebagai calon ketua umum terpilih usai menjadi satu-satunya calon yang hadir. Amir menyebut Mardiono telah didukung oleh 1.304 muktamirin pemilik hak suara muktamar yang diselenggarakan Sabtu (27/9) di Ancol, Jakarta Utara.

“Selamat Pak Mardiono atas terplihnya secara aklamasi dalam Muktamar X yang baru saja kami ketok palunya,” kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, dalam konferensi pers yang digelar usai muktamar, Sabtu malam (27/9).

Penetapan ketum itu kontan ditolak sebagian peserta Muktamar. Sebagian kader melalui Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhamad Romahurmuziy alias Romy, menyatakan penetapan Mardiono itu tidak sah.

Romy menjelaskan Muktamar X PPP masih berlangsung hingga pukul 22.30 WIB dan belum menetapkan ketua umum. Semula, Muktamar dijadwalkan digelar selama tiga hari mulai 27-29 September.

Buntutnya, sebagian kader termasuk Romy menetapkan calon lain sebagai ketua umum terpilih lain. Dia yakni eks Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Agus Suparmanto akhirnya dipilih secara aklamasi muktamirin setelah Ketua DPP PPP M Thobahul Aftoni menyebut Muhammad Mardiono telah meninggalkan arena Muktamar X PPP.

Hal ini yang menjadi landasan muktamirin memilih Agus Suparmanto sebagai calon Ketua Umum (Caketum) PPP tunggal. Mardiono telah menunjukkan sikap lepas tanggung jawab lantaran meninggal arena muktamar. Padahal, muktamar belum rampung dan masih banyak muktamirin.

“Lagi-lagi, Mardiono tidak bertanggung jawab. Sudah meninggalkan arena setelah pembukaan muktamar. Mungkin karena sudah merasa gelombang penolakan dari mayoritas muktamirin begitu kencang,” ujar Toni, sapaan akrab Thobahul Aftoni, Minggu (28/9/2025).

BACA JUGA :  Meriah, Jokowi Hadiri Peringatan Hari Kebaya Nasional

Mardiono telah mendapat sambutan panas ketika membuka muktamar. Dia menyebut muktamirin menyoraki dan meminta Mardiono mundur. “Ada yang berteriak Ganti Ketua Baru. Itulah yang menyebabkan Mardiono memilih meninggalkan arena muktamar setelah Parimourna I,” ucapnya

Padahal, persidangan masih berlanjut ke Paripurna dengan agenda Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) hingga pemilihan Ketua Umum. Dia mengklaim pihak panitia juga sudah menghubungi Mardiono melalui sambungan telepon tetapi tidak dijawab. “Karena Mardiono tidak kembali ke arena Muktamar hingga pemilihan Ketua Umum berlangsung. Maka muktamirin memilih Agus Suparmanto sebagai Calon Ketua Umum tunggal untuk ditetapkan secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP 2025-2030,” ujar Toni.

Kembalinya dualisme PPP

Saling adu klaim kemenangan itu mengulang sejarah dualisme kepemimpinan di tubuh partai Ka’bah. Pada 2014, menjelang Pilpres, dualisme kepemimpinan juga terjadi dan melibatkan Romy.

Kala itu, Romy menolak sikap Ketua Umum Surya Dharma Ali mendukung pencalonan Prabowo Subianto di pilpres. Romy menginisiasi Rapimnas di Jakarta yang dihadiri 26 Ketua DPW dan 25 pengurus pusat.

Hasilnya, Suryadharma Ali resmi diturunkan sebagai ketua umum.

Masih di tahun yang sama, kasus dualisme berulang melalui dua Muktamar yang digelar oleh kubu Romy dan Djan Faridz. Pada 2 November 2014, Muktamar di Ancol, Jakarta menetapkan Djan Faridz sebagai ketua umum.

Muktamar itu digelar sebagai tandingan dari Muktamar sebelumnya yang digelar di Surabaya, 15-19 Oktober 2014 yang menetapkan Romy sebagi ketua umum.

Namun, dualisme itu akhirnya diputuskan oleh Mahkamah Agung lewat Peninjauan Kembali (PK) pada 2017 yang menyatakan kepemimpinan Romy sebagai yang sah. Putusan itu didahului oleh Muktamar islah yang digelar 2016 di Jakarta. (spy)

BERITA TERKAIT

BERITA POPULER