Link, Banjarbaru – Sepertinya Pemko Banjarbaru harus lebih responsive lagi dengan kebutuhan masyarakatnya. Paling tidak jangan sampai fasilitas umum jadi tempat bermain bagi anak-anak, sebagaimana yang terjadi di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) di Jalan A Yani KM 34, Banjarbaru.
Keselamatan warga, utamanya pelajar, menjadi dalih utama dibangunnya JPO Banjarbaru di Jalan A Yani KM 34, tahun lalu. Rp5 Miliar anggaran dihabiskan untuk membangun JPO yang peresmiannya dilakukan Wali Kota Banjarbaru, HM Aditya Mufti Ariffin awal Februari lalu.
“Bagi kami, keselamatan anak-anak sekolah hal penting. Berdasarkan hasil kajian yang sudah kami lakukan bersama Fakultas Teknik ULM, direkomendasikan untuk pembangunan JPO,” kata Adi Maulana, Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru, Rabu (15/3/2023).
Sebulan lebih pasca diresmikan, keberadaan JPO ternyata memiliki fungsi tambahan selain sebagai titian penyeberangan. Fungsi tambahan itu sebagai wahana permainan perosotan.
Dari pantauan klikkalimantan.com, Rabu (15/3/2023), tampak enam anak berseragam sekolah asyik memanfaatkan jalur khusus penyandang disabilitas untuk perosotan.
Mereka terlihat begitu gembira. Sembari merosot dari atas ke bawah diiringi gelak tawa khas anak-anak yang senang mendapat wahana permainan.
Meski menyenangkan, namun menjadikan jalur turun pada JPO tetap saja membahayakan keselamatan. Karena tidak menutup kemungkinan dapat terjatuh saat merosot.
Menjadikan jalur khusus disabilitas pada JPO Banjarbaru sebagai perosotan, tidak sepenuhnya juga dapat disalahkan. Karena dari konstruksinya yang tanpa penghalang, antara jalur disabilitas dengan jalur naik dan turun, sangat memungkinkan jadi wahana perosotan. Pun tidak ada tanda atau peringatan yang terpasang.
“Tidak setiap hari juga menyeberang di sini om,” ujar salah satu dari mereka saat ditanya apakah saban hari melalui JPO menuju sekolah sambil berlari menjauh dari JPO. (rdt)