Jumat, April 26, 2024

Ngulik Agenda Besar Vivi Zubedi Membawa Produk Lokal Go International (1)

Diawali Mengubah Pola Pikir Lama Pelaku Usaha

Oleh: Tim linkalimantan.com

Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Ketua Dewan Kerajinan Daerah (Dekranasda), dua jabatan mengikat diampu Vivi Zubedi sejak sang suami, HM Aditya Mufti Ariffin dilantik sebagai Walikota Banjarbaru akhir Februari 2021. Dua jabatan yang harus dituntaskan hingga akhir periode kepemimpinan pada 2024.

Namun sebelum menjadi istri seorang pejabat teras di Balaikota Banjabaru, sosok perempuan bernama lengkap Vivi Mar’i Isa Az Zubedi ini lebih dulu masyur sebagai seorang desainer abaya -busana muslim khas Timur Tengah, dalam dunia fesyen masuk kelompok modest fashion-. Meski tak pernah mengeyam pendidikan formal bidang tata busana, dan hanya diawali hobi, karyanya suskes tak hanya di pasar nasional. Mengusung label VZ, yang tak lain inisial namanya, Vivi Zubedi bahkan sukses menembus pangsa internasional.

Busana karya Vivi Zubedi di antaranya pernah ditampilkan di New York Fashion Week (NYFW) di Amerika Serikat. Tak hanya sekali, tapi tiga tahun berturut-turut. Masing-masing pada 2017 dengan koleksi busana diusung bertema Makkah Madinah Jannah, Urang Banjar pada 2018, dan The Marrakeh di tahun berikutnya. Teranyar, busana yang didesainnya juga ditampilkan pada even Dubai Modest Fashion Week Desember 2021 tadi.

Baca Juga  Pekerjaan Proyek JPO dan Trotoar Hingga Kini Belum Selesai

Go international, itu juga tekad, sekaligus target Vivi Zubedi pada produk-produk kerajinan tangan para perajin di ‘Kota Idaman’. Langsung mengebrak, Vivi bahkan telah membawa produk kerajinan purun dan tas rajut menembus pasar ekspor Singapura pada Mei 2021 lalu. ‘Bhanjaruu Bags’ label disematkan untuk tas rajut asli buatan perajin Kota Banjarbaru.

“Pada perhelatan di Singapura beberapa waktu lalu, kita masuk tiga penjualan terbaik dengan nilai mencapai ratusan juta,” kata Vivi saat diwawancarai ekslusif linkalimantan.com awal Januari 2022 lalu.

Itu tahap awal, kata Vivi. Karena diakuinya pada perhelatan di Singapura tersebut masih dalam kapasitas terbatas, kuantitas maupun kualitas produk yang dipasarkan. Itu lantaran pihaknya di Dekransda sangat selektif. Hanya produk-produk kerajinan tangan memenuhi standar pasar internasional dibawa. (bersambung/linkalimantan.com)

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

TERPOPULER

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img